Pada tahap awal meditasi, kadang kala timbul penglihatan-penglihatan yang tidak terduga. Dimana berbagai gambaran yang timbul sebenarnya berasal dari perubahan arus hawa (Im-Yang) di dalam tubuh. Dimana disaat bermeditasi juga terjadi perubahan irama nafas, yang akan mempengaruhi jumlah oksigen yang terserap dan juga mempengaruhi jumlah enegi Chi terserap oleh tubuh.
Dengan timbulnya perubahan hawa dan nafas yang drastis disaat bermeditasi, dapat mempengaruhi gelombang otak dan syaraf mata kita. Penglihatan seperti ini akan banyak dialami pada tahap awal meditasi. Segala cara untuk menghilangkan timbulnya gambaran dalam tahap awal meditasi akan sia-sia, gambaran ini akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan semakin seringnya berlatih meditasi. Setelah dapat bermeditasi dengan baik, akhirnya kita mulai dapat kembali bernafas secara alamiah tanpa merasa adanya paksaan irama nafas.
Banyak para guru yang pada awalnya menekankan pada meditasi yang memperhatikan keluar masuknya udara, dan ada pula yang mengajarkan cara mengatur irama nafas yang masuk maupun yang keluar. Berbagai macam cara meditasi dengan menfokus pada pernafasan telah banyak diajarkan oleh guru-guru meditasi, sayapun juga mengakui bahwa mereka yang dapat menguasai nafasnya tentu dapat lebih mudah menguasai emosinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan nyata didalam kehidupan sehari-hari. Dimana mereka yang emosi amarahnya sedang meluap-luap, tanpa disadari nafas mereka akan semakin kuat dan cepat dari normalnya.
Bagi mereka yang mengalami kesulitan mengikuti irama nafas secara alamiah walaupun telah lama berlatih meditasi, saya sarankan untuk meminta petunjuk dan bantu pada guru kalian. Berhati-hatilah dengan kekacauan nafas yang berkepanjangan, karena dapat mengacaukan arus chi didalam tubuh sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit terutama penyakit jantung dan darah tinggi. Mereka yang merasakan sakit kepada setelah bermeditasi sebaiknya berkonsultasi juga kedokter untuk mencegah hal-hal yang tidak kurang baik dari perubahan nafas yang salah.
Selanjutnya, di saat kita melatih meditasi kekosongan, kita berlatih untuk mengenal Kesadaran Sejati. Dalam tahap-tahap tertentu kita akan mengalami suatu proses pembersihan dimana Kesadaran Sejati dapat melihat segala macam gambaran pikiran. Kadang gambaran ini tampak serasa nyata sekali bagaikan layar bioskop yang tampak di hadapan.
Disinilah kita juga mengalami berbagai macam penglihatan, yang sebenarnya hanya proses Kesadaran Sejati yang mulai terpisah dari gambaran Pikiran. Kesadaran Sejati mulai dapat melihat dan memahami bagaimana timbulnya gambaran pikiran yang selalu berusaha untuk memperdaya.
Dalam tahap meditasi kekosongan kadang melihat banyak hal yang belum pernah kita ketahui sebelumnya, seperti melihat Buddha, maupun mahluk suci lainnya, dan bahkan mahluk-mahluk tingkat rendah lainnya.
Saya pernah membaca salah satu buku dari seorang Master Zen, dimana beliau mengatakan bahwa: Jika bertemu Buddha maka bunuhlah dia.
Ungkapan Master Zen ini sungguh menarik, karena dibalik ungkapan ini mengandung ajaran kebenaran yang sangat berguna. Sebagian besar para mahluk yang berlatih meditasi akan mengalami tahap-tahap tersebut, dan ungkapan ini telah memberikan solusi yang terbaik.
Bila Buddha dihadapan kita saat kita bermeditasi kekosongan, ini bukanlah Buddha yang sejati. Ini hanyalah gambaran dari pikiran kita sendiri, kita tidak perlu bergembira bahwa kita telah dapat melihat Buddha ataupun merasa takut.
Bunuhlah dia, bukan berarti kita harus mengambil pisau atau senjata untuk membunuh Buddha atau mahluk-mahluk lainnya. Disini kita harus dapat menguasai keadaan tahap ini agar Kesadaran Sejati kita tidak tergoyah dengan apa yang tidak nyata, walaupun indera kita memberikan reaksi yang tampaknya seperti nyata. Janganlah berusaha menolaknya, karena menolak adalah sama efeknya dengan menerima. Perhatikanlah semua gambar atau penampakan yang timbul tanpa harus menerima ataupun menolaknya, sehingga kita tidak terpengaruh oleh semua yang timbul. Tetaplah pertahankan keadaan meditasi seperti sebelum penampakan.
Bilamana kita berhasil menguasainya, maka semua yang tampak akan kembali keasalnya. Maka dengan sendirinya Buddha ataupun gambar yang tampak akan hilang dengan sendirinya, karena memang itulah proses pikiran yang selalu timbul dan akhirnya hilang dengan sendirinya.
Jika Bertemu Budha, Bunuhlah dia. Budha yang kita jumpai bagaikan gelembung-gelembung udara di soft-drink, yang akan hilang dengan sendirinya. Hanya dengan kesadaran sejati, maka gelembung-gelembung dapat hilang dan Budha yang kita jumpai akan terbunuh dengan sendirinya. Akhirnya kekosongan yang sesungguhnya dapat tercapai.
BAGAIKAN MENUANG AIR
DASAR PEMBINAAN MEDITASI DHARMA MULIA
Meditasi Dharma Mulia merupakan pembinaan spiritual yang bermanfaat bagi seluruh mahluk. Dimana tujuan dari pembinaan meditasi Dharma Mulia ini adalah membina para mahluk spiritual untuk menyadari jati diri kesadaran yang sebenarnya, dari segala gambaran pikiran yang selalu memperdaya.
Dasar pembinaan meditasi Dharma Mulia ini untuk menyadari bahwa manusia bukan hanya sebatas daging dan kulit saja, dan manusia juga bukan hanya sebatas ucapan, perbuatan, dan pikiran saja. Dimana pada umumnya para mahluk menganggap dirinya hanya sebatas tubuh, perasaan, emosi, keinginan, pikiran, dan gambaran-gambaran pikirannya.
Setiap tahap pembinaan akan menuntun para pembina untuk kembali pada kesadaran awal yang sebenarnya. Di tahap awal dasar pembinaan meditasi Dharma Mulia, para umat mulai menyadari timbul dan lenyap segala emosi dan gambaran pikiran. Sehingga secara perlahan-lahan Kesadaran akan mulai terlepas dari segala ikatan dan kemelekatan gambaran pikiran. Selanjutnya, Kesadaran akan terjernihkan karena tidak lagi diperdaya oleh gambaran pikiran yang sebelumnya selalu melekat dan mempedayainya.
Pencapaian kejernihan Kesadaran ini merupakan pencapaian jati diri yang murni, dan para pembina akan lebih memahami KEBENARAN yang sesungguhnya. Pencapaian ini yang dinamakan KEBIJAKSANAAN TINGGI, dimana mereka telah dapat membedakan segala ilusi dan ketidak tahuan yang selama ini mempedayanya.
Mereka tidak lagi dapat diperdaya dan diperbudak oleh segala keinginan dan emosi yang bersumber dari gambaran pikirannya. Dengan pencapain Kesadaran ini, mereka akan menjadi lebih sabar, tenang, bahagia, dan lebih bijaksana. Inilah proses awal lenyapnya Dukha dan penderitaan yang sebenarnya.
HALANGAN TERBESAR DALAM MEDITASI
Bukan karena gangguan mahluk Halus & Neraka,
Bukan karena gangguan mahluk Asura & Dewa,
Bukan karena gangguan Bodhisattva & Buddha.
Karena halangan terbesar adalah Gambaran Pikiran.
Gambaran Pikiran dapat menjelma menjadi Mahluk Halus & Neraka.
Gambaran Pikiran dapat menjelma menjadi Mahluk Asura & Dewa.
Gambaran Pikiran dapat menjelma menjadi Bodhisattva & Buddha.
Karena penjelmaan Gambaran Pikiran adalah tidak terbatas.
Gambaran Pikiran adalah sumber kemelekatan.
Gambaran Pikiran adalah sumber keterperdayaan.
Gambaran Pikiran adalah sumber penderitaan.
Karena gambaran pikiran adalah sumber awal neraka.
( Jakarta , 1998 )
INTISARI AJARAN MEDITASI DHARMA MULIA
Bermeditasi tidak untuk mengubah ataupun menyingkirkan diri kita, dan juga tidak untuk mencari sesuatu yang lebih baik pada diri untuk diri.
Bermeditasi berarti meneliti, menyadari, memahami, dan menghayati jati diri yang sebenarnya pada saat ini.
Dengan memahami awal jati diri akan timbul gambaran cinta kasih universal, sehingga segala hal yang dirasakan semua mahkluk akan dirasakan juga. Dengan demikian jati diri akan menjadi lebih cinta kasih secara alamiah.
Dengan menyadari awal jati diri akan timbul gambaran keserasian universal, sehingga segala hal yang dirasakan seluruh alam akan dirasakan juga. Dengan demikian jati diri akan menjadi lebih bijaksana secara alamiah.
Dengan penghayatan jati diri yang sebenarnya pada saat ini, maka akan mengungkapkan kesadaran sejati yang sebenarnya. Dimana pada awalnya Kesadaran Sejati selalu jernih terbebaskan dari segala keterperdayaan dan kemelekatan pikiran.
Bila Kesadaran Sejati selalu jernih, maka seluruh pintu Sorga akan terbuka lebar-lebar. Demikianlah para Pencapaian Agung mencapai jalan pencerahan.
Inilah Intisari Warisan Ajaran Meditasi Dharma Mulia yang diajarkan oleh Bunda Mulia, Dewi Yauw Ce Cin Mu Ta Thien Cun.
INTISARI MEDITASI KEKOSONGAN
Meditasi kekosongan, bukan berarti duduk bersamadi dengan terus berusaha untuk mengosongkan pikiran ataupun menolak segalanya.
Meditasi kekosongan, adalah bermeditasi untuk lebih memahami kebenaran yang sesungguhnya tanpa harus timbul reaksi apapun.
KESALAHAN DALAM AWAL PEMBINAAN MEDITASI
Banyak sekali para umat yang menjalankan berbagai macam pembinaan meditasi dari berbagai macam aliran. Tetapi tampaknya mereka mempunyai halangan awal yang sama, di dalam pembinaan meditasinya.
Untuk membantu para umat dalam mengatasi halangan yang timbul di saat awal pembinaan mediasi. Saya ingin membagi pengalaman, dengan memberikan gambaran dimana letak kesalahan terbesar dalam awal Pembinaan Meditasi. Kiranya para umat dapat memahami timbulnya kesalahan ini, sehingga tidak terjerat kembali dalam halangan dan kesalahan ini. Pahamilah sebaik-baiknya halangan dari kesalahah awal ini.
Kesalahan Dalam Awal Pembinaan Meditasi.
Pertama kali duduk, pikiran telah mempunyai tujuan.
Lalu setelah mencoba-coba, timbul berbagai pertanyaan. Apa dan Bagaimana ?
Kemudian bingung, dan akhirnya hanya duduk diam tidak karuan.
Yang ada akhirnya, hanya berbagai macam gambaran pikiran yang telah memperdaya.
KONSENTRASI, MEDITASI, DAN MELAMUN
Konsentrasi adalah keadaan satu objek fokus.
Meditasi adalah keadaan ketenangan pikiran.
Melamun adalah kesadaran yang diperdaya penuh oleh pikiran.
Kesadaran penuh adalah kejernihan kesadaran dari konsentrasi dan meditasi.
MEDITASI DAN KETENANGAN
Saat bermeditasi, bila pikiran berkelana. Kita harus menyadarinya bahwa Kesadaran telah terperdaya. Dengan menyadarinya, berarti kita telah membina mengontrol pikiran.
Mulai dengan menyadari keadaan yang sebenarnya akan saat ini. Dengan menyadari keadaan yang sebenarnya pada saat ini, maka pikiran akan terlatih untuk tinggal dalam ketenangan dan kejernihan Kesadaran.
Pahami bahwa alamiah segalanya dan apa adanya. Jangan menolaknya, karena menolak berarti pikiran kita juga telah bekerja kembali, dan ini akan terus berlanjut.
Berlatihlah untuk tidak MENGHILANGKAN ataupun MENIMBULKAN apapun juga dalam pikiran saat bermeditasi.
MEDITASI
Bermeditasi tidak untuk mengubah ataupun menyingkirkan diri, dan juga bukan untuk mencari sesuatu yang lebih baik pada diri untuk diri.
Bermeditasi berarti memahami dan menyadari jati diri sebenarnya saat ini.
Sehingga apa yang dirasakan semua mahkluk, akan kita rasakan juga.
Secara alamiah, kita akan menjadi lebih bijaksana, dan cinta kasih kita bertambah terhadap semua mahkluk.
MEDITASI HANYA SEBAGAI ALAT
Pembinaan meditasi merupakan salah satu cara yang baik untuk dan memahami dan menghayati Kesadaran Sejati agar mencapai Kesempurnaan Sejati. Dalam menjalankan pembinaan meditasi, banyak para umat yang merasakan dan mengalami respon akan kekuatan supernatural. Walaupun pengalaman tersebut merupakan suatu tanda yang baik pada awalnya, tetapi para pembina harus tetap berwaspada terhadap timbulnya keterikatan akan hasil yang telah dicapai.
Jangan kita menjadi terikat kepada hasil dari pengalaman pembinaan meditasi tersebut, karena sesungguhnya semua berasal dari penjelmaan pikiran yang selalu memperdaya kesadaran. Sejak kecil kita selalu terperdaya oleh penjelmaan pikiran yang selalu timbul ini. Ingatlah selalu bahwa bahwa kesadaran kita masih memerlukan pembinaan yang lebih baik lagi sehingga tidak mudah tertipu oleh berbagai jelmaan gambaran pikiran.
Bilamana kita terus menyadari pentingnya membina kesadaran sejati, maka kesadaran sejati kita tidak akan terikat atau terperdaya akan pengalaman dan respon supernatural. Semua fenomena supernatual ini hanya bagian awal dari keadaan alamiah dalam pembinaan meditasi. Pahamilah selalu bahwa pembinaan meditasi hanya sebagai alat untuk menghayati kesadaran sejati yang sebenarnya, sehingga pencapaian meditasi bukan hanya sebatas untuk mendapatkan respon dan kekuatan supernatural saja.
Respon dan kekuatan supernatural yang di alamli dalam pembinaan meditasi hanya sebagai bunga-bunga penghibur dalam meditasi. Dimana timbulnya respon dan kekuatan supernatural dalam meditasi adalah hal yang wajar, hal ini disebabkan karena secara tidak langsung meditasi juga akan mengarah pada pembinaan Roh Sejati. Meditasi selain membina kesadaran sejati, secara tidak langsung dapat membangkitkan roh walaupun termasuk cara pembinaan roh yang PASIF.
MEDITASI VS. MELAMUN
Adanya yang mengatakan bahwa meditasi itu sama seperti saat kita melamun. Hal ini perlu saya jelaskan sedikit lebih terperinci.
Ketika kita melamun, pikiran kita tidaklah berhenti (kosong). Pikiran kita sebenarnya sedang mengembara (dari tempat ke tempat yang lain, dari waktu ke waktu yang lain, dan dari satu keadaan ke keadaan yang lain). Disinilah kita telah dikuasai oleh pikiran kita. Hal ini tampak makin kuat bilamana kita dalam menghadapi banyak masalah atau problem. Semakin banyak masalah, orang akan cenderung untuk melamun. Semakin banyak melamun, semakin kita kehilang kesadaran kita akan tempat, waktu, dan keadaan kita yang nyata saat itu. Kadang bila kita melamun, kita tidak menjawab bila dipanggil. Hal ini terjadi karena kita telah kehilangan kontrol akan keadaan kita.
Saat kita meditasi, kita tidak boleh mengikuti pikiran kita melainkan kita harus menenangkan pikiran kita. Tenangkanlah pikiran kita sehingga kita selalu sadar akan keadaan sekarang. Kesadaran kita jernih menghayati kebenaran akan tempat, waktu, dan keadaan yang sedang bermeditasi.
Jangan memikirkan apapun juga, baik itu benda didepan kita ataupun sakit ditubuh. Seluruhnya harus dihadapi dengan kenyataan bahwa memang adalah alamiah nyata dan apa adanya. Juga janganlah mencoba untuk menolaknya atau bahkan menghilangkannya, karena ini berarti pikiran kita telah bekerja kembali. Dan ini biasanya gambaran pikiran yang timbul akan terus berlanjut lebih kuat lagi untuk memperdaya kesadaran kita.
Bermeditasilah tetapi jangan melamun. Latihlah secara bertahap dan jangan putus asa bilamana kita sadar telah melamun saat bermeditasi.
KEBOHONGAN
Adalah suatu kebodohan bila bermeditasi
hanya untuk mencari ilmu-ilmu gaib.
Adalah suatu kebodohan bila bermeditasi
hanya untuk menjadi mahluk sakti.
Adalah suatu kebodohan bila bermeditasi
hanya untuk ABCD atau XYZ.
Bermeditasi hanya sebagai cara untuk memahami jati-diri kesadaran yang sebenarnya, dengan memahami jati-diri kesadaran yang sebenarnya maka seluruh kebenaran sejati akan terbuka dengan sendirinya.
Untuk dapat memahami jati-diri kesadaran yang sebenarnya, kita tidak perlu bersusah payah mencari apapun dimana-mana, karena jati diri telah ada di dalam diri sendiri. Dan kita hanya perlu memahami jati-diri kesadaran ini.
PROSES AWAL MENCAPAI TINGKAT MENENGAH MEDITASI
Setelah memiliki dasar pembinaan Meditasi Kesadaran yang kuat, para pembina akan mencapai tahap lanjut yang cukup menarik, tetapi juga penuh resiko bila tanpa dibimbing langsung oleh seorang pembimbing.
Bila pada awalnya kaki yang terasa baal atau tebal, dan akhirnya kaki akan terasa baal atau kebal. Kemudian secara perlahan tapi pasti, pembina mulai merasakan rasa ngantuk yang luar biasa.
Rasa ngantuk ini kadang bisa diatasi beberapa saat, tetapi dalam beberapa saat akan timbul lagi. Keadaan rasa ngantuk yang timbul dan hilang, akan terus berlangsung dalam beberapa saat. Dan kadang para pembina dapat mencoba menfokuskan pada satu pikiran, atau terus melafalkan mantra-mantra suci, atau melakukan pembayang, hingga menoba mengamati keluar masuk nafas. Semua ini memang dapat membantu untuk menghilangkan rasa ngantuk yang timbul.
Inilah proses alamiah dalam pembinaan awal meditasi, dimana rasa ngantuk dan kembalinya gambaran Pikiran datang silih berganti. Keadaan yang demikian adalah wajar, dan memang merupakan proses alamiah dari awal pembinaan meditasi.
Dengan pembinaan yang kuat dan pengarahan langsung dari guru, tidak menutup kemungkinan para pembina meditasi akhirnya dapat mengatasi rasa ngantuk dan gambaran Pikiran yang timbul dan lenyap sili berganti. Setiap Guru pembimbing, memiliki berbagai macam cara, yang sesuai dengan keadaan tingkat masing-masing muridnya. Tetapi bagi para pembina meditasi kesadaran, adalah MUTLAK untuk memahami berlangsungnya proses pembinaan awal meditasi ini dengan Kesadaran yang selalu jernih.
Dalam proses awal pembinaan meditasi, demikianlah kira-kira para pembina akan mengalami proses meditasi yang berlangsung:
- Perasaan kebal yang dimulai dari kaki mulai naik kepinggang, lalu dada, tangan, Tangan mulai terasa ringan dan akhirnya tanpa rasa.
- Alur nafas yang turun naik, akan terasa terhenti.
- Suhu tubuh yang panas, akan mulai mendingin dan akhirnya tidak terasa panas ataupun dingin.
- Penglihatan kadang jernih dan redup, bahkan kadang adanya kilatan cahaya atau bayangan sekilas.
- Mata kadang terasa berdenyut-denyut.
- Selanjutnya, perasaan baal atau kebal terus akan naik keleher hingga kepala.
- Suara dengungan darah, akan melemah dan akhirnya total tidak terdengar lagi.
- Penglihatan yang kadang remang dan terang, akhirnya akan menjadi jernih.
Proses ini timbul secara alamiah, karena memang gambaran pikiran yang mulai melemah, dan tubuh juga turut melemah.
Bila telah memahami dan mengalami proses yang dialami pada pembinaan meditasi awal diatas, maka pembina meditasi akan mulai mencapai tahap selanjutnya (tahap menengah).
Dalam tahap menengah, selanjutnya secara alamiah keadaan tubuh kasar terasa tidak lagi berfungsi, bagaikan seorang yang mati suri, tetapi Kesadaran harus selalu jernih.
Dalam tingkat ini, pengetahuan dan bimbingan Guru sangat penting sekali, untuk memahami proses alamiah keadaan pencapaian dalam tingkat meditasi ini. Jika tidak, terlalu besar resiko yang akan didapatnya.
Dalam tahap ini, bila terjadi kesalah-pahaman akan apa yang dirasakan dan dialami. Para pembina akhirnya hanya akan terjerat dalam mistis, delusion, alam khayal, alam pikiran, bahkan banyak pula yang terjerat dalam alam Kekosongan Semu. Saya banyak melihat para pembina meditasi yang mencoba-coba bermeditasi, tanpa bimbingan Guru, akhirnya mereka hanya menjadi orang syaraf, dan ada pula yang menjadi gila.
Harus dipahami dari awal, bahwa Meditasi bertujuan untuk mengenal Jati Diri yang sebenarnya, tetapi bukannya lebih mengenal jati diri yang dicapai, justru para pembina condong bertolak belakang, mengotori dan lebih menjauh dari tujuan semula. Dengan adanya bimbingan langsung dari Guru, setidaknya Guru dapat selalu mengingatkan, akan tujuan medtiasi yang sebenarnya yaitu lebih mengenal Jati diri yang sebenarnya.
Berhati-hatilah bagi para pembina meditasi yang mulai memasuki pencapaian tahap menengah ini, karena dalam tahap ini peranan Guru sangat dibutuhkan. Tanpa dasar dan bimbingan yang kuat dari Guru, saya dapat katakan bahwa lebih dari 99.9% pembina akan mengalami SALAH ARAH, yang dapat berakibat fatal, seperti menjadi gila, saraf, psyco, kesurupan, dsb.
DASAR MEDITASI KESADARAN SEJATI
Ketika para mahluk saling berlomba-lomba menjalankan berbagai macam cara dan tehnik meditasi yang beraneka ragam, dengan segala macam alat, atribut, mantra dan pembayangan. Saya sebagai murid Bunda Mulia sejak awal hingga sekarang hanya menjalankan meditasi KESADARAN SEJATI yang sangat sederhanam sekali.
Dasar pembinaan meditasi KESADARAN SEJATI yang saya jalankan sesuai dengan petunjuk langsung dari Bunda Mulia, Dewi Yauw Ce Cin Mu Ta Thien Cun:
Tanpa tempat khusus, tanpa persiapan khusus, tanpa waktu khusus, tanpa persembahan, tanpa pembayangan, tanpa mantra, tanpa mudra, tanpa alat-alat, tanpa atribut yang beraneka macam, tanpa tujuan, dan tanpa pikiran.
Bila dapat memahami Dasar Meditasi Kesadaran Sejati ini, maka bermeditasi atau tidak bermeditasi adalah sama. Tidak bermeditasi dan bermeditasi adalah juga sama.
Lalu, siapakah yang sedang bermeditasi dan yang tidak bermeditasi ?
KESEDERHANAAN DALAM MEDITASI KESADARAN SEJATI
Inilah dasar utama dalam kesederhanaan dalam meditasi Kesadaran Sejati yang saya dapatkan dari Bunda Mulia, Dewi Yauw Ce Cin Mu Ta Thien Cun.:
Duduk dengan posisi lotus penuh, mata setengah menutup, lidah menyentuh langit-langit mulut. Rasakan nafas yang keluar-masuk, rasakan getaran nadi diseluruh tubuh, rasakan ketenangan suara, rasakan ketenangan semesta alam yang ada.
Ketika gambaran pikiran mulai timbul, ini juga merupakan bagian dari alamiah yang sederhana. Tetapi sangat disayangkan hanya sedikit mahluk yang dapat menghayati kesederhanaan ini. Dimanakah kesederhanaan yang sebenarnya ?
MEDITASI JALAN AGUNG
Ajaran meditasi yang saya ajarkan ini, hanya sebuah alat yang menunjukan jalan Pencapaian Agung.
Ajaran meditasi ini tidak dapat memberikan Pencapaian Agung kepada anda. Anda sendiri yang harus mencapainya.
Ajaran meditasi ini, jika dipelajari tanpa dibina. Hanya akan menjadi ilusi dan khayalan Pencapaian Agung yang semu.
Jangan melekat dan terikat pada Ajaran Meditasi ini, tetapi pahami dan bina Ajaran Meditasi ini.
Bila intisari Ajaran Meditasi ini telah terungkap. Lepaskan dan tinggalkan Ajaran Meditasi ini, maka pencapaian yang sebenarnya akan terungkap.
KESADARAN ADALAH TUNGGAL.
Pada awalnya Kesadaran Adalah Tunggal.
Kemudian timbul tiga Pikiran.
Tiga Pikiran menutupi Kesadaran.
Dengan Membina Meditasi Kesadaran,
Tiga Pikiran melebur dengan Satu Kesadaran.
Inilah Pencapaian Tunggal para Mahluk Suci.
( Hua Lien, 1996)
Tiga Kemelekatan Pikiran yang ada di dalam diri manusia adalah:
Pikiran masa lampau,
Pikiran masa sekarang,
Pikiran yang akan datang.
Dengan membina meditasi Kesadaran, maka ketiga kemelekatan pikiran ini akan dapat kembali lagi kedalam satu kesatuan tunggal dengan Kesadaran.
Sehingga Kesadaran akan selalu terjernihkan, dan terbebaskan dari segala kemelekatan gambaran ketiga pikiran ini.
MASALAH SUPERNATURAL DALAM MEDITASI
Dampak dari pembinaan meditasi yang salah, akan menyebabkan kendala pernafasan yang dapat berakibat terganggunya pemasukan oksigen ke dalam otak. Selain itu adapula gangguan alamiah dari unsur luar lain, sehingga para pembina akan seperti merasakan dan mengalami respon supernatural akan adanya energi dari alam lainnya yang tidak berwujud.
Bagi mereka yang baru menjalankan tahap awal pembinaan meditasi. Harus lebih waspada, karena walau diri telah merasakan akan respon supernatural dari energi alam lain. Timbulnya perasaan ini sebenarnya bukan disebabkan dari unsur luar, melainkan dari kurangnya oksigen ke dalam otak. Alamiah keadaan ini, sama persis akan di alami oleh para pendaki gunung tinggi. Sehingga harus dipahami, perasaan yang timbul akan keberadaan mahluk lain atau respon supernatural lainnya, sebenarya berasal dari gangguan otak yang kekurangan oksigen.
Bagi mereka yang benar-benar mulai merasakan dan mengalami respon supernatural, harus lebih berhati-hati. Walaupun keadaan ini merupakan suatu tanda akan kemajuan pembinaan meditasi anda, dengan semakin memahami alamiah dari keadaan supernatural. Tetapi para pembina harus selalu waspada terhadap timbulnya keterikatan akan hasil yang telah dicapai. Dimana keterikatan untuk selalu mendapatkan respon dari berbagai alam tak berwujud ini, justru akan menjadi halangan yang sangat besar.
Saya banyak menjumpai para pembina meditasi yang secara tidak sadar telah terperdaya oleh berbagai alamiah respon supernatural tersebut. Akhirnya mereka terjerat bermeditasi hanya untuk mencari berbagai macam kekuatan supernatural dan ilmu-ilmu gaib saja, dan mereka telah lupa dengan motivasi meditasi yang sebenarnya.
Janganlah kita meyimpang dari motivasi dan tujuan yang sebenarnya, hanya karena dibujuk dan diperdaya dengan adanya kekuatan supernatural yang mulai dirasakan. Pahamilah bahwa segala macam kekuatan supernatural tersebut juga tidak abadi, dan bukan pencapaian motivasi meditasi yang sesungguhnya.
Bilamana kita terus menyadari pentingnya melakukan meditasi untuk membina kesadaran sejati hingga mencapai Kesempurnaan Agung Sejati. Maka kesadaran sejati kita tidak akan dapat terikat atau terperdaya hanya karena adanya respon supernatural saja.
Pahamilah bahwa semua fenomena supernatual yang timbul, adalah bagian awal dari alamiah keadaan dalam pembinaan meditasi. Pahamilah bahwa pembinaan meditasi hanya sebagai alat untuk menghayati dan memahami alamiah kesadaran sejati yang sesungguhnya. Sehingga pembinaan meditasi bukan hanya sebatas untuk mendapatkan dan mencari-cari kekuatan supernatural dan ilmu-ilmu gaib saja.
Respon dan kekuatan supernatural yang ada dalam pembinaan meditasi hanya sebagai bunga-bunga penghibur dalam meditasi. Dimana timbulnya respon dan kekuatan supernatural dalam meditasi adalah hal yang wajar. Keadaan ini disebabkan karena secara tidak langsung pembinaan meditas juga akan mengarah pada pembinaan Roh Sejati.
Kadang dalam pembinaan meditasi selain membina kesadaran dari segala kemelekatan gambaran pikiran. Secara tidak langsung juga dapat membantu pembinaan roh sejati. Dimana pembinaan meditasi merupakan salah satu dasar pembinaan Roh Sejati yang bersifat PASIF (Im/tanpa gerak).
MATA BURAM SEHABIS MEDITASI
Saya banyak bertemu dan diundang oleh berbagai pembina meditasi dari berbagai aliran hingga yang belajar sendiri. Hal ini membuktikan, masih banyak para mahluk yang telah memahami dan mengetahui pentingnya menjalankan pembinaan meditasi. Di saat bertemu saya, saya banyak ditanyakan tentang keluhan akan matanya yang terasa buram beberapa menit setelah bermeditasi.
Untuk mengatasi mata yang buram sehabis meditasi, maka kita harus berusaha membuat mata kita se-rileks mungkin. Walau bermeditasi dengan menutup atau membuka mata,
· Siapkan air bersih semangkok, dan handuk bersih.
Tahap I: Mengendurkan otot mata
Buka mata anda lebar-lebar, dan tahan selama 5-10 detik.
Tutup mata kencang-kencang, dan tahan selama 5-10 detik.
Kedua bola mata lihat ke atas, dan tahan selama 5-10 detik.
Kedua bola mata lihat ke bawah, dan tahan selama 5-10 detik.
Kedua bola mata lihat ke kanan, dan tahan selama 5-10 detik.
Kedua bola mata lihat ke kiri, dan tahan selama 5-10 detik.
Putar bola mata searah jarum jam sebanyak 3x.
Putar bola mata kebalikan arah jarum jam sebanyak 3x.
Lakukan Tahap I ini sedikitnya 3 kali. Kemudian lanjutkan dengan Tahap II:
Bagi yang membina meditasi dengan mata setengah terbuka, lanjut ke Tahap II-A.
Bagi yang membina meditasi dengan mata tertutup, lanjut ke Tahap II-B.
Tahap II-A: Bagi pembina meditasi dengan mata setengah terbuka.
Rentangkan tangan kedepan, dengan jari menunjuk ke atas.
Mata lihat ke-jari-jari tangan sekitar 15 detik.
Turunkan kelopak mata bagian atas perlahan-lahan sekali, dan biji mata ikut turun dengan perlahan-lahan sekali mengikuti kelopak mata yang mulai mengecil. Bila telah merasakan kelopak mata menjadi ringan dan tanpa tekanan tenaga. Lalu biarkan posisi kelopak mata di posisi ini, se-rileksnya.
(Sebagai pedoman bagi pemula, biasanya anda akan merasakannya diposisi ketika tidak dapat lagi melihat jari-jari tangan didepan, tetapi masih bisa melihat bayangan siku dan lengan tangan.)
Rasakan mata dan kelopak mata se-rileks mungkin, kemudian turunkan tangan, sesuai dengan posisi meditasi anda. Pertahankan keadaan ini, dimana mata antara tutup dan buka, dan atur nafas perlahan-lahan.
Tahap II-B: Bagi pembina meditasi dengan mata tertutup.
Rentangkan tangan kedepan, dengan jari menunjuk ke atas.
Mata lihat ke-jari-jari tangan selama 10 detik.
Turunkan kelopak mata bagian atas perlahan-lahan sekali, dan biji mata ikut turun dengan perlahan sekali mengikuti kelopak mata yang mulai mengecil. Ketika kelopak mata atas mulai terasa menyentuh kelompak mata bawah, rasakan penyentuhan ini seperti kita sedang menaruh kelopak mata atas di bagian atas kelopak mata bawah.
(Sebagai pedoman bagi pemula, kita tidak merasakan kedua kelopak mata kita yang menyatu. Tetapi kita hanya merasakan bulu mata kita yang menyatu atau lebih baik lagi bila kita tidak merasakan tekanan apapun.)
Rasakan keadaan mata dan kelopak mata se-rileks mungkin, kemudian turunkan tangan, sesuai dengan posisi meditasi anda. Pertahankan keadaan ini, dimana mata antara tutup dan buka, dan atur nafas perlahan-lahan.
Tahap III: Meditasi dan penyelesaian.
Lakukan cara meditasi yang di jalankan.
Setelah selesai meditasi, lakukan Tahap I sekali lagi.
Kemudian basahkan handuk dengan air, dan usapkan pada wajah dan kedua mata.
Walau pengalaman saya yang masih singkat ini, saya ingin membantu para pembina meditasi semaksimal mungkin. Dimana saya melihat cukup banyak manusia yang benar-benar menjalankan pembinaan meditasi, semoga pengalaman saya dapat bermanfaat.
Saya juga mengingatkan kepada para pembina meditasi yang belajar sendiri, sebaiknya dibantu oleh seorang pembimbing meditasi. Sehingga hal-hal efek dan kekurang sempurnaan dapat diatasi dan diperkecil akibatnya, dan pencapaiannya dapat lebih pesat lagi.
GAIRAH SEX
Kadang bilamana kita sedang bermeditasi, timbul suatu gairah sex. Janganlah hal ini dianggap sebagai gangguan mahluk lain yang sedang mencoba kita. Hal ini juga merupakan keadaan yang normal dalam tahap awal pembinaan meditasi.
Gariah Sex ini pada umumnya lebih timbul, bagi mereka yang bermeditasi dengan memfokus atau menggunakan bagian tubuhnya, contohnya fokus pada pernafasan, keluar-masuk nafas, ujung hidung, denyut nadi, denyut jantung, denyut mata, suara, dengungan di telinga, cakra di perut, cakra lainnya, dsb.
Pada pembinaan meditasi yang menggunakan bagian tubuhnya, secara alamiah akan merasakan dan membangkitkan getaran yang ada pada cakra-cakra di tubuhnya. Sehingga dampaknya, dapat lebih membangkitkan sumber panas dan getaran tubuh yang berada sejengkal dibawah puser (Cakra perut – Tan Tien).
Panas dan getaran yang timbul di daerah cakra puser, secara alamiah akan lebih membangkitkan gairah sex yang berlebihan. Sehingga mereka yang telah dapat mengaktifkan cakra pusernya, akan merasakan adanya gariah sex yang lebih kuat lagi. Kadang dalam bermeditasi, gairah sex ini timbul secara mendadak. Tetapi bagi mereka yang dapat mengendalikan gairah sex yang timbul ini dengan baik, maka gairah sex yang timbul akan tenggelam dengan sendirinya. Inipun terjadi secara alamiah, dimana getaran dan panas yang pada awalnya terpusa di cakra puser, akhirnya telah dapat dikendalikan keatas untuk membangkitkan cakra-cakra lainnya.
Saya menyarankan kiranya mereka yang melatih meditasi demikian untuk berhati-hati mengatasi gairah sex yang timbul. Pahamilah bahwa gairah sex yang timbul secara berlebihan, adalah alamiah. Dan kendala ini harus dapat diatasi, agar tidak terjerat atau melekat padanya.
Mereka yang sulit menguasai gairah sex yang timbul ini, kiranya dapat mencari alternatif lain seperti menggunakan fokus rupang Budha maupun gambar Bodhisatva. Sehingga fokus meditasi dapat dialihkan pada faktor luar, seperti pada faktor cinta-kasih bodhisatva.
MENGUASAI PERNAFASAN
Banyak para guru dan master yang pada awalnya menekankan pada meditasi yang memperhatikan keluar masuknya udara, dan ada pula yang mengajarkan cara mengatur irama nafas yang masuk maupun yang keluar. Berbagai macam teknik dan cara meditasi dengan menfokus pada pernafasan telah banyak diajarkan oleh para guru meditasi.
Saya juga mengakui kebenarannya bahwa mereka yang dapat menguasai pernafasannya tentu dapat lebih mudah menguasai emosinya dan pikirannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan nyata didalam kehidupan sehari-hari. Dimana mereka yang emosi amarahnya sedang meluap-luap, tanpa disadari nafas mereka akan semakin kuat dan cepat dari normalnya dan denyut jantungnya semakin cepat. Lihatlah mereka yang sehabis marah besar, pasti akan merasa capai sekali.
Banyak pula yang menjalankan pembinaan meditasi dengan menggunakan pernafasan. Baik dengan cara memperhatikan keluar-masuknya udara, memperlambat pernafasan, memperhalus pernafasan, mengucapan sylabel atau mantra dengan nada panjang, dsb. Begitu banyak macam meditasi yang menggunakan teknik pernafasan, tetapi masih banyak pembina yang merasakan kesulitan dalam pembinaan meditasi pernafasan.
Salah satu masalah terbesar bagi mereka yang menjalankan meditasi dengan teknik pernafasan, mereka merasa kesulitan untuk mengikuti irama nafas secara alamiah. Bagi mereka yang masih mengalami hambatan ini, walaupun telah lama membina meditasi. Saya sarankan untuk meminta petunjuk langsung pada guru meditasi masing-masing.
Bila kendala pernafasan ini berkelanjutan terlalu lama, akhirnya akan berdampak kurang baik bagi kesehatan. Dimana perubahan nafas yang tidak teratur akan dapat mengacaukan arus energi chi didalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit terutama sakit kepala, sesak nafas, hingga dampak yang lebih parah lagi seperti penyakit jantung dan darah tinggi.
Mereka yang mulai merasakan sakit kepada setelah bermeditasi sebaiknya juga berkonsultasi ke dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari perubahan nafas yang salah. Jangan sampai irama pernafasan kita terganggu terlalu lama, sehingga oksigen tidak lagi mencukupi hingga ke otak.
MEDITASI VIPASSANA DAN MENEMUKAN BARANG HILANG
Pada Januari, 1997, seorang datang menanyakan sedikit keanehan yang dialaminya, ketika menjalankan meditasi. “Bolehkah saya memohon petunjuk atas keanehan dari meditasi vipassana yang saya jalankan.” Tanya umat ini.
“Mohon maaf sebelumnya. Meditasi Vipassana merupakan pembinaan meditasi yang sangat baik untuk memahami pikiran. Meditasi ini diajarkan langsung oleh Sang Buddha Sakyamuni. Dan untuk mempelajari meditasi vipassana , anda tentu harus mempunyai seorang guru pembimbing spiritual?” jelas saya.
“Benar, saya adalah murid dari Bhante A.” Jawabnya. ( Nama Bhante tidak sebenarnya.)
“Bukankah sebaiknya anda meminta petunjuk dahulu kepada Bhante A, karena beliau tentu lebih mengetahui keadaan dan tingkat pembinaan meditasi anda.” jawab saya.
“Tetapi….. Bhante telah kembali ke Thailand . Dan sementara ini tidak ada penggantinya.” Jawabnya dengan perlahan.
“Baik, kalau demikian keadaannya. Semoga saya dapat membantu.” Jawab saya singkat.
“Saya telah secara rutin lebih dari setahun menjalankan meditasi Vipassana dari langsung dari Bhante. Tetapi….beberapa bulan ini, saya banyak mengalami keanehan dalam meditasi saya.” jelasnya malu dengan nada perlahan.
“Keanehan apa yang anda maksudkan ?.” tanya saya.
“Awalnya kira-kira 6 bulan yang lampau. Ketika saya sedang menjalankan meditasi Vipassana. Tiba-tiba dibenak saya, terbayang tentang cincin emas saya yang sudah hilang beberapa bulan sebelumnya. Saya mendadak teringat telah melepas cincin emas saya, dan menaruhnya di saku baju jas-safari pada saat menghadiri pesta pernikahan adik saya. Lalu setelah selesai bermeditasi, saya langsung memeriksa baju jas tersebut. Ternyata benar, cincin emas saya masih ada disaku baju itu.” ceritanya dengan wajah gembira.
“Oh… bagus sekali. Anda tentu senang telah menemukan cincin emas anda kembali. Sekali-kali, boleh juga sambil menyelam minum air.” jawab saya sambil tersenyum balik.
“Iya…, tapi selanjutnya bayangan ini semakin sering timbul dan terulang hingga beberapa kali. Bahkan barang isteri saya yang hilang dirumah, bisa saya temukan. Saya sendiri menjadi heran, dan saya tidak mengetahui apakah meditasi saya benar atau tidak ?” tanyanya.
“Boleh saya bertanya dahulu….”, pinta saya.
“Silahkan.”
“Anda mengatakan bahwa kejadian seperti timbulnya bayangan akan barang-barang yang hilang, terjadi beberapa kali. Apakah semua bayangan itu benar semuanya ?” tanya saya.
“Tidak, tetapi dari sekitar 6 kali mengetahui barang-barang saya yang hilang. 4 diantaranya benar-benar saya dapatkan kembali.” jelasnya dengan tersenyum.
“Saya hanya dapat memberikan pentunjuk sebagai berikut. Pertama kali mungkin sebenarnya, tetapi selanjutnya adalah kemelekatan. Jangan anda terikat dengan timbulnya gambaran pikiran akan barang-barang yang hilang.” Jelas saya.
“Mengapa yang pertama benar, dan yang lain bukan ?” tanyanya dengan kebingunan.
“Pertama kali anda mengalaminya, anda tidak mengetahui apa yang akan ditimbulkan oleh pikiran anda. Ternyata pikiran menimbulkan gambaran cincin emas anda yang hilang. Gambaran pikiran ini menjelma menjadi bayangan ketika cincin tersebut anda masukan kedalam saku baju jas-safari. Pada saat itu kemungkinan anda masih dalam keadaan meditasi penuh, sehingga anda hanya melihat timbulnya gambaran pikiran ini. Tanpa terpengaruh atau terperdaya akan kebenaran bayangan yang timbul. Sehingga anda dapat menyelesaikan meditasi anda hingga akhir.” Jawab saya.
“Memang benar, walau saya merasakan bayangan tentang cincin saya. Saya tetap bermeditasi hingga selesai.” Jawabnya.
“Ketika anda mengecek akan kebenaran bayangan anda, dan ternyata benar. Anda langsung merasa senang dan gembira. Perasaan senang dan gembira telah menjadi kemelekatan baru anda. Sehingga pada meditasi selanjutnya, anda semakin tidak berdaya oleh bayangan yang timbul ini. Pahamilah, Bayangan tersebut sebenarnya adalah ciptaan dan penjelmaan dari pikiran yang mencari-cari untuk mempedaya. Dan kita tidak menyadarinya lagi telah terperdaya.”
“Benar sekali, memang belakangan ini rasanya mulai penasaran untuk mulai mencoba untuk mencari-cari barang saya lainnya.” jawabnya dengan malu dan tersenyum.
“Jangan biarkan diri anda terjerat dan terperdaya oleh pikiran. Pahami kembali mengapa anda menjalankan meditasi Vipassana. Meditasi Vipassana hanya bertujuan untuk mencapai Kesempurnaan Agung. Jauh lebih berharga dari pada sekedar menjadi mahluk yang memiliki pencapaian sebatas penemu barang-barang yang hilang.”.
“Satu lagi yang masih membuat saya penasaran. Apakah ada kemungkin saya diganggu oleh mahluk halus lainnya ?” tanyanya malu-malu.
“Dalam menjalankan meditasi Vipassana dari Sang Buddha Sakyamuni, meditasi Mahamudra dari Padmashambava, atau meditasi Pembinaan Kesadaran Sejati dari Bunda Mulia. Halangan dan gangguan terbesar bukan disebabkan dari unsur-unsur luar, seperti: gangguan mahluk halus atau lainnya. Anda telah lama menjalankan meditasi Vipassana cukup lama. Tentu anda telah memahami bahwa gambaran pikiran dari dalam diri, merupakan penghalang dan gangguan terbesar bagi para mahluk. Teruskan meditasi Vipassana anda. Pahami terus alamiah pikiran seperti sebuah cermin. Jangan menimbulkan atau menghilangkan, jangan mencari atau membuang, jangan menerima dan jangan menolak. Just like this !!!. No more, No less. Just like this !!!” jelas saya.
“Terima kasih banyak, petunjuk anda sungguh sangat membantu saya. Saya mulai menyadari hambatan saya yang sebenarnya.” Jawabnya dengan gembira sambil memberi hormat dengan membungkukan badannya.
PERASAAN DAN PENGLIHATAN DALAM MEDITASI
Pada tahap awal meditasi, banyak yang mulai merasakan adanya perasaan dan penglihatan yang tidak diketahui penyebabnya dan juga tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat. Ada yang mulai merasakan kehadiran mahluk lain walau tidak terlihat. Ada yang merasa seperti melihat berbagai kilatan cahaya. Ada yang merasa melihat sesuatu, dan kadang merasa melihat mahluk alam lain.
Sebagian besar sumber penyebab timbulnya perasaan dan penglihatan yang demikian adalah keadaan alamiah tubuh kita yang belum terbiasa, atau karena adanya ganguan pernafasan dan peredaran darah. Dimana berbagai gambaran penglihatan dan perasaan yang timbul sebenarnya berasal dari perubahan arus hawa Chi (arus Im-Yang) di dalam tubuh kita sendiri.
Pada pembinaan meditasi, kadang kita secara sadar atau tidak telah merubah irama pernafasan, sehingga hal ini akan mempengaruhi jumlah oksigen yang terserap dan mempengaruhi arus peredaran enegi Chi di dalam tubuh. Bila pernafasan tidak lagi teratur secara alamiah, maka jumlah oksigen didalam darah akan berkurang. Hal ini dapat menimbulkan penglihatan dan perasaan tersebut.
Bagaikan seseorang yang menaiki puncak gunung yang tinggi. Ketika oksigen di puncak gunung jauh berkurang, biasanya mereka mulai merasakan seperti ada mahluk lain disekitarnya walau tidak tampak. Bahkan bila oksigen semakin sedikit, mereka mulai merasakan penglihatan-penglihatan yang lebih aneh lagi. Bagi mereka yang tidak memahaminya, akan tetap mengatakan bahwa apa yang mereka rasakan dan lihat adalah nyata. Saya dapat katakan bahwa hal ini ada benarnya juga, karena memang otak mereka benar-benar menterjemahkan secara nyata.
Kejadian ini adalah kejadian alamiah, dan hal ini yang dapat menjelaskan keadaan seseorang disaat menjelang kematiannya. Jangan heran bila mereka yang hampir meninggal akan merasakan adanya saudara atau teman mereka yang telah almarhum datang mengunjungi mereka. dapat melihat adanya mahluk lain disekitarnya. Semua ini disebabkan oleh otak mereka yang telah berkurang mendapatkan oksigen dan akhirnya menterjemahkan keadaan yang demikian.
Timbulnya perubahan hawa dan nafas yang drastis disaat bermeditasi, dapat mempengaruhi gelombang otak dan syaraf mata kita. Penglihatan seperti ini akan banyak dialami pada tahap awal meditasi. Saya juga mengingatkan bahwa segala cara untuk menghilangkan timbulnya gambaran dalam tahap awal meditasi akan sia-sia, gambaran ini akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan semakin seringnya membina meditasi.
Yang terpenting, jangan kita terbawa dengan perasaan dan penglihatan yang bersumber dari keadaan otak kita. Semakin kita terbawa dengan keadaan ini, maka semakin kuat kemelekatan kita akan hal-hal yang demikian. Sehingga semakin sulit untuk mencapai pembinaan meditasi yang baik dan benar.
Bila kendala ini terus berlangsung, carilah seorang guru meditasi yang telah berpengalaman. Dengan bimbingan guru secara langsung, anda dapat memperbaiki pembinaan meditasi dengan lebih baik dan sempurna. Setelah dapat bermeditasi dengan baik, maka anda akan dapat kembali bernafas secara alamiah tanpa merasa adanya paksaan irama nafas atau gangguan lainnya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus