Minggu, 01 November 2009

TANDA-TANDA CINTA KEPADA ALLAH



Ramai orang berkata ia Cinta kepada Allah Subhanahuwa Taala. Perkataan itu hendaklah diuji terlebih dahulu adakah yang murni atau hanya palsu.

Ujian pertama adalah : Dia hendaklah tidak benci kepada mati karena tidak ada orang yang enggan bertemu dengan sahabatnya.

Nabi Muhammad saw bersabda :
“Siapa yang ingin melihat Allah, Allah ingin melihat dia.”


Memang benar ada juga orang yang ikhlas cintanya kepada Alloh berasa gentar apabila mengingat kedatangan mati sebelum ia siap menyiapkan persediaan untuk pulang ke akhirat, tetapi jika betul-betul ikhlas dia akan bertambah rajin berusaha lagi untuk menyiapkan persediaan itu.

Ujian kedua adalah : ia mestilah bersedia mengorbankan kehendaknya untuk menurut kehendak Alloh dan dengan daya upaya yang ada menghampirkan diri kepada Allah dan benci kepada apa saja yang menjauhkan dirinya dengan Allah. Dosa yang dilakukan oleh seseorang itu bukanlah bukti ia tidak cinta kepada Alloh langsung tetapi itu membuktikan yang ia tidak menyintai Allah sepenuh jiwa raganya.

Fudhoil bin Iyadh seorang wali Allah berkata kepada seorang lelaki :
“Jika seseorang bertanya kepada mu apakah kamu cinta kepada Alloh? hendaklah kamu diam karena jika kamu kata: “Saya tidak cinta kepadaNya”, maka kamu kafir dan jika kamu berkata, “Saya cinta”, maka perbuatan kamu berlawanan dengan katamu.”

Ujian yang ketiga adalah : ingat kepada Allah itu mestilah sentiasa ada dalam hati manusia itu tanpa ditekan atau direkayasa kebenarannya, karena apa yang kita cinta itu mestilah sentiasa kita ingat. Sekiranya cinta itu sempurna, ia tidak akan lupa yang dicintainya itu. Ada juga kemungkinan bahwa sementara cinta kepada Alloh itu tidak mengambil tempat yang utama dalam hati seseorang itu, maka cinta kepada menyintai Alloh itu mungkin mengambil tempat juga, karena cinta itu satu hal dan cinta kepada cinta itu adalah satu masalah yang lain pula. 

Ujian yang keempat adalah : kemudian menunjukkan adanya cinta kepada Allah ialah bahwa seseorang itu cinta kepada Al-Quran, yaiitu Kalam Alloh, dan cinta kepada Muhammad yaitu Rasul Alloh. Jika cintanya benar-benar kuat, ia akan cinta kepada semua orang karena semua manusia itu adalah hamba Allah. Bahkan cintanya meliputi semua makhluk, karena orang yang kasih atau cinta kepada seseorang itu tentulah kasih pula kepada kerja-kerja yang dibuat oleh kekasihnya itu dan cintanya juga kepada tulisan atau karangannya.

Ujian yang kelima adalah : ia suka duduk bersendirian untuk maksud beribadat dan ia suka malam itu cepat datang agar dapat berbicara dengan rekan atau sahabatnya tanpa ada yang menggangu. Jika ia suka berbual-bual di siang hari dan tidur di malam hari maka itu menunjukkan cintanya tidak sempurna. Alloh berfirman kepada Nabi Daud :

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat lalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat”. (Shaad:24)

Pada hakikatnya, jika cinta kepada Alloh itu benar-benar mengambil tempat seluruhnya didalam hati seseorang itu, maka cintanya kepada yang lain itu tidak akan dapat mengambil tempat langsung ke dalam hati itu. Seorang dari Bani Israel telah menjadi kebiasaan sembahyang di malam hari.

Tetapi apabila melihat burung bernyanyian di sebatang pohon dengan merdu sekali, dia pun sembahyang di bawah pohon itu supaya dapat menikmati nyanyian burung itu. Alloh menyuruh Nabi Daud pergi berjumpa dia dan berkata :

“Engkau telah mencampurkan cinta kepada nyanyian burung dengan cinta kepadaKu, Martabat engkau di kalangan Auliya’ Alloh telah diturunkan,”
Sebaliknya ada pula orang yang terlalu cinta kepada Alloh, suatu hari sedang ia melakukan ibadatnya kepada Alloh rumahnya telah terbakar, tetapi ia tidak tahu dan sadar rumahnya terbakar.

Ujian yang keenam adalah : ibadahnya menjadi senang sekali. Seorang Wali Alloh ada berkata :
“Dalam tiga puluh tahun yang pertama saya melakukan sembahyang malam dengan susah payah sekali, tetapi tiga puluh yang kedua sembahyang itu menjadi indah dan nikmat pula kepada saya.” Apabila cinta kepada Alloh itu sempuna, maka tidak ada keindahan yang sebanding dengan keindahan beribadah.

Ujian yang ke ketujuh adalah : Orang yang cinta kepada Alloh itu akan cinta kepada mereka yang taat kepada Alloh dan mereka benci kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka kepada Alloh.

Al-Quran menyatakan :

” Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, .” (Hujurat:7)

Suatu masa, Nabi bertanya kepada Alloh, “Wahai Tuhan, siapakah kekasihmu?” Terdengarlah jawaban,

“Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya, mengambil perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya, dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun.”

Terjemahan Kitab Kimyatusy- Sya’adah – KIMIA KEBAHAGIAAN – Karya : Imam Al-Ghazali

1 komentar: